Buat yang penasaran berkeinginan
berfoto ala kincir angin Eropa di Watang Pulu, Sidrap, Sulawesi Selatan. Akan
lebih komplit jikalau membawa oleh-oleh khas Sidrap mulai dari masakan sampai
kerajinan tangan.
Penasarankan oleh-oleh khas
Sidrap apa saja yang dapat kau bawa pulang sebagai buah tangan? Seperti
dihimpun oleh Reservasi.com dari berjenis-jenis sumber, berikut ini yakni
oleh-oleh khas Sidrap, Sulawesi Selatan yang dapat kau bawa pulang.
Nasu Palekko
Inilah salah satu masakan khas
Sidrap yang seharusnya kau coba. Sebagian orang yang hendak ke Tana Toraja
malah banyak yang beristirahat sebentar di Sidrap demi mencicipi Nasu Palekko.
Masakan khas Sidrap ini ialah
cacah daging bebek. Bukan cuma daging cacah saja melainkan juga berupa leher
bebek serta jeroan bebek yang dicampur menjadi satu sehingga rasa gurihnya
makin terasa.
Buat yang punya kolesterol memang
perlu berhati-hati untuk mencicipi masakan yang satu ini.
Yang membikin makanan khas Sidrap
ini menarik dan juga banyak dicari orang sebab Nasu Palekko diolah dengan
rempah-rempah khas Sidrap.
Rasanya malah amat asli. Ada rasa
pedas serta hangat ke badan sebab menerapkan rempah seperti jahe, bawang dan
sereh.
Hebatnya lagi, rumah makan yang
menyediakan Nasu Palekko lazimnya memotong bebeknya yang masih segar. Salah
satu kearifan lokal yang dapat kau lihat sendiri yakni pengolahan bebek sampai
tersaji di meja makan menjadi Nasu Palekko.
Cawiwi
Namanya mungkin asing di alat
pendengar, melainkan jangan salah bahwa masakan ini termasuk salah satu masakan
khas dari Bumi Nene Mallomo yang cukup gampang ditemui di sebagian rumah makan
di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.
Seperti mengorder seblak Bandung
atau Ramen, kau dapat mengorder Cawiwi cocok dengan tingkat kepedasan yang
diharapkan.
Ngomong-ngomong, Cawiwi yakni
sejenis unggas adalah burung belibis. Cawiwi diberi tahu sebagai lauk utama
yang dapat disantap dengan nasi hangat.
Berbeda dengan Nasu Palekko yang
menerapkan bahan bebek, Cawiwi lebih aman buat penderita kolesterol. Rasanya
sama-sama gurih dan dagingnya juga tidak keok empuk.
Yang juga menarik yakni diolah
dengan menerapkan rempah-rempah khas Sidrap dengan cita rasa pedas yang khas
dan menghangatkan badan.
Harga satu porsi Cawiwi tak
berbeda jauh dengan harga satu porsi Nasu Palekko. Satu porsinya rata-rata
dipasarkan antara Rp 20 ribu hingga dengan Rp 26 ribu saja. Cukup murah sekali
bukan?
Sokko Bolong
Sajian ini tidak berbeda jauh
dengan sajian Papeda di Maluku atau di Papua yang sama sama menerapkan kuah
ikan.
Yang membuatnya berbeda, di
Sidrap menerapkan ketan yang diberi tahu dengan lauk ikan berkuah. Meskipun di
Papua menerapkan olahan Sagu.
Nah, perbedaanya lagi ada yang
menyajikannya dengan ketan putih dan ada juga yang menyajikannya dengan ketan
hitam.
Sokko diberi tahu dengan ketan
putih meski Sokko Bolong diberi tahu dengan ketan hitam. Kecuali diberi tahu
dengan ikan berkuah, kadang-kadang juga ditambah dengan parutan kelapa dan
telor asin. Hmmm,,, rasanya pasti menarik hati banget ya.
Tenun dan Kerajinan Batu
Kecuali masakan, Sidrap juga
mempunyai sebagian oleh-oleh yang amat menarik seperti tenun khas Sulawesi Selatan
seperti Tenun dari Tana Toraja yang punya lima ciri khas yang berbeda.
Kecuali batik, Sidrap juga
menjadi salah satu pusat kerajinan batu pahat. Lazimnya sebagian kerajinan
tangan dari batu ini berupa cobek, lesung dan juga batu nisan. Sayangnya sebab
bebannya yang cukup berat, paling cuma dijajakan dan dibeli oleh sebagian
pelancong asal Sulawesi Selatan dan sekitarnya saja.