Selasa, 17 September 2019

Makanan Khas dan Oleh-Oleh Khas Sidrap, Sulawesi Selatan



Buat yang penasaran berkeinginan berfoto ala kincir angin Eropa di Watang Pulu, Sidrap, Sulawesi Selatan. Akan lebih komplit jikalau membawa oleh-oleh khas Sidrap mulai dari masakan sampai kerajinan tangan.


Penasarankan oleh-oleh khas Sidrap apa saja yang dapat kau bawa pulang sebagai buah tangan? Seperti dihimpun oleh Reservasi.com dari berjenis-jenis sumber, berikut ini yakni oleh-oleh khas Sidrap, Sulawesi Selatan yang dapat kau bawa pulang.


Nasu Palekko
Inilah salah satu masakan khas Sidrap yang seharusnya kau coba. Sebagian orang yang hendak ke Tana Toraja malah banyak yang beristirahat sebentar di Sidrap demi mencicipi Nasu Palekko.

Masakan khas Sidrap ini ialah cacah daging bebek. Bukan cuma daging cacah saja melainkan juga berupa leher bebek serta jeroan bebek yang dicampur menjadi satu sehingga rasa gurihnya makin terasa.

Buat yang punya kolesterol memang perlu berhati-hati untuk mencicipi masakan yang satu ini.

Yang membikin makanan khas Sidrap ini menarik dan juga banyak dicari orang sebab Nasu Palekko diolah dengan rempah-rempah khas Sidrap.

Rasanya malah amat asli. Ada rasa pedas serta hangat ke badan sebab menerapkan rempah seperti jahe, bawang dan sereh.

Hebatnya lagi, rumah makan yang menyediakan Nasu Palekko lazimnya memotong bebeknya yang masih segar. Salah satu kearifan lokal yang dapat kau lihat sendiri yakni pengolahan bebek sampai tersaji di meja makan menjadi Nasu Palekko.


Cawiwi
Namanya mungkin asing di alat pendengar, melainkan jangan salah bahwa masakan ini termasuk salah satu masakan khas dari Bumi Nene Mallomo yang cukup gampang ditemui di sebagian rumah makan di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.

Seperti mengorder seblak Bandung atau Ramen, kau dapat mengorder Cawiwi cocok dengan tingkat kepedasan yang diharapkan.

Ngomong-ngomong, Cawiwi yakni sejenis unggas adalah burung belibis. Cawiwi diberi tahu sebagai lauk utama yang dapat disantap dengan nasi hangat.

Berbeda dengan Nasu Palekko yang menerapkan bahan bebek, Cawiwi lebih aman buat penderita kolesterol. Rasanya sama-sama gurih dan dagingnya juga tidak keok empuk.

Yang juga menarik yakni diolah dengan menerapkan rempah-rempah khas Sidrap dengan cita rasa pedas yang khas dan menghangatkan badan.

Harga satu porsi Cawiwi tak berbeda jauh dengan harga satu porsi Nasu Palekko. Satu porsinya rata-rata dipasarkan antara Rp 20 ribu hingga dengan Rp 26 ribu saja. Cukup murah sekali bukan?

Sokko Bolong
Sajian ini tidak berbeda jauh dengan sajian Papeda di Maluku atau di Papua yang sama sama menerapkan kuah ikan.

Yang membuatnya berbeda, di Sidrap menerapkan ketan yang diberi tahu dengan lauk ikan berkuah. Meskipun di Papua menerapkan olahan Sagu.



Nah, perbedaanya lagi ada yang menyajikannya dengan ketan putih dan ada juga yang menyajikannya dengan ketan hitam.

Sokko diberi tahu dengan ketan putih meski Sokko Bolong diberi tahu dengan ketan hitam. Kecuali diberi tahu dengan ikan berkuah, kadang-kadang juga ditambah dengan parutan kelapa dan telor asin. Hmmm,,, rasanya pasti menarik hati banget ya.

Tenun dan Kerajinan Batu
Kecuali masakan, Sidrap juga mempunyai sebagian oleh-oleh yang amat menarik seperti tenun khas Sulawesi Selatan seperti Tenun dari Tana Toraja yang punya lima ciri khas yang berbeda.

Kecuali batik, Sidrap juga menjadi salah satu pusat kerajinan batu pahat. Lazimnya sebagian kerajinan tangan dari batu ini berupa cobek, lesung dan juga batu nisan. Sayangnya sebab bebannya yang cukup berat, paling cuma dijajakan dan dibeli oleh sebagian pelancong asal Sulawesi Selatan dan sekitarnya saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar